Minggu, 19 Januari 2014

Saat Kau Turun

Mendarat berberntuk air,
seakan kau tak mau tahu apa yang sedang terjadi di bumi.
Aku hanya bisa tersenyum saat kau membuat takut orang-orang,
dan membuat mereka gelisah..
Tapi kau sengaja turun..
Turun atas kehendak Tuhan

yang mengzinkan mu memenuhi daratan hingga meluap.
Meluap sampai manusia ditempat lain harus merasakan buasnya dirimu jika kau banyak.
Manusia menamakannya banjir..
Mungkin kau adalah utusan, 

utusan Tuhan untuk memberi pelajaran.
Agar manusia lebih mengerti.
Tentang bagaimana hidup baik,

seperti seharusnya..

Senyumku, Kecewaku

Langit biru, berawan
bagai air, jernih lalu keruh
Bagai malam kelam
tak berbintang,
bak siang cerah,
bergemuruh

Kali ini, itu aku
Tak tertahan
tapi kumenahan
Dalam diam, kubergumam
kucoba untuk tenang

Tetapi,
jiwa kubergelora,
amarah menyala
kesal luar biasa
benci, muak
dan sungguh kecewa

Ingin teriak melampiaskan
namun tak berdaya,
kutahan senyum,
meski menyesakkan.