Rabu, 01 Januari 2014

Dimanakah ini?

Diantara hiruk pikuk keramaian

Tak ada satupun yang kukenal

Ah.. Dimanakah ini?

Tak seorangpun berniat menyapa

Gedung-gedung pencakar langit menjulang angkuh

Hilir mudik manusia tergesa seakan mengejar sesuatu ataupun dikejar

Wahai.. Dimanakah ini?

Ku cari sebuah tempat tak jua kutemukan

Semua ruang terisi manusia-manusia bertampang serius

Berwajah lurus.. Tak menoleh

Duhai... Dimanakah ini?

Adakah seseorang berkenan sekedar kutanya?

Dimanakah ruang kecil yang kucari?

Ah.. Akhirnya seseorang memberi petunjuk

Itu ruang kecil yang kucari di sudut lorong flat-flat kumuh

Segera ku berlari... Tergesa.. Bergegas tuk segera tunaikan hajat

Ahai... Mengapakah ini?

Nasib baik tak segera kutemui

Ruang kering berdebu dengan bak kosong tanpa air

Sungguh malangnya aku

Rasa sakit tak tertahankan..

Haruskah kulakukannya disini.. Tanpa air???

Rasa sakit semakin menghujam

Menjalar hingga ujung kepala

Kugerakkan kaki walau terasa berat

Berjalan limbung... Menuju suatu tempat

Yang akhirnya mulai kukenal..

Ah.. Yah.. Ini dia kamar kecil sebelah kamar tidurku

Segera kutunaikan hajat... lega rasanya

Air dingin dalam bak kuguyurkan di tangan, wajah, kepala dan anggota tubuh yang lain

Kugelar sejadah... bersegera menemui-Mu

Sabar dan Syukur

Tuhan,

Kami tau segala yang terjadi pada kami saat ini adalah yang terbaik dari Mu

Kami mengerti bahwa akan selalu ada pelajaran yang bisa kami ambil dari setiap ujian Mu

Tapi kami hanyalah Hamba Mu yang lemah, Tuhan

Yang sering mengeluh

Yang Jarang bersabar

Yang kurang bersyukur

Maka kami hanya meminta kepada Mu

Jadikan kami Hamba yang mengurangi sifat mengeluh kami

Jadikan kami Hamba yang selalu bersabar dengan ketentuan Mu

Jadikan kami Hamba yang senantiasa bersyukur saat senang dan sulit sekalipun

Karna kami sadar hanya dengan Sabar dan Syukur, kami bisa menghadapi apa yang terjadi nanti dengan baik

Diriku

Inilah diriku
Pemarah
Sedih
Gundah
Menangis

Yah... Inilah aku
Tersenyum
Tertawa
Mengkhayal
Pemimpi
Bercita-cita

Ya memang aku
Tersimpuh
Mengharap
Memohon

Inilah aku
Insan biasa-Mu

Minggu, 29 Desember 2013

Rindu

Dalam sendu
Rindu menggebu
Terasa syahdu
Bagai butiran debu

Virus cinta mulai menyerang
Meleburkan rindu yang kini usang
Menutup hati yang gersang
Usahlah rindu mengerang

Bila kata tak lagi bermakna
Tingkah laku menjadi bukti
Agar semua menjadi berarti
Sebab hati menunggu disana

Ternyata, Aku Mencintai Malam

Dulu aku menganggap remeh dengan Warna Hitamnya, Gelap tak berwarna. "Apa yang bisa didapatkan dari Satu Warna saja?" begitu Aku bertanya Waktu senja yang mulai memudar.

Aku sudah jatuh Cinta pada sosok Pelangi. Warnanya yang indah menghiasi Hati. Aku bertemu denganya Sore saat Hujan tinggal menyisakan rintik sedikit. Walau kehadiranya sesaat tapi ronanya melekat di Hati.

Seperti inikah yang namanya Cinta? Hati menjadi berbunga sama indahnya dengan Warna-warna pelangi. Benar ternyata aku sangat mengaguminya.

Sejak sore itu Aku mulai menjadi detektif. Mencari tahu tentang pelangi. Segala hal yang berhubungan denganya ingin Aku ketahui. Keluarganya, makanan kesukaanya dan apapun itu.

Hingga Aku mendapat informasi kenapa Dia hanya muncul sesaat. Ternyata dia telah tertambat. Entah pada siapa, Aku tidak mau tahu. Sakit rasanya..

Aku ini senja sedang patah hati, merenung seorang diri. Kemudian Aku curhatkan pada Malam tentang sakit hati ini. Dia mengerti dan mau menemani.

Kenapa Malam begitu setia mendengarkan keluhku Setiap Waktu? Apa dia mencintaiku?

Dan aku mengerti sekarang, Malamlah yang mencintaiku bukan Pelangi. Biar aku serahkan ujung senjaku pada Malam. Meyerah pada peluk sayang. Gelap,dan nyaman bersama Malam..

Sujudku Di Mihrab Cinta

Air wajahmu
Nian mencumbu; di mihrab rindu..
Menampar masam,
Pendar-pendar kesunyian
Yang menipu

Bergulir..
Seirama ayunan dzikir
Lalu terbenam di kubangan
Ceruk-ceruk bisu

Bintang gemintang adalah engkau
Menukik lirih dalam lengkingan pekik; di jubah malu yang membabi buta
Lalu membuncah di antara hamparan madat-madat cinta
Terbungkam oleh pendamnya mantra

Aku telah sampai di ambang batas yang seharusnya tak berbatas
Bak musafir jingga yang dahaga di tepian telaga kautsar
Sementara periuk asaku nian mengembang dalam gumpalan radang
Serupa tuna cinta yang terombang-ambing di alam remang

Apakah itu bebisik bayu atau sekedar bualan semu?
Benarkah engkau sebelah sayap patahku?
Ataukah ini hanya setitik oase di gurun ungu?
Yang sejenak datang lalu menghilang; terkubur pilu yang membeku..

Dibawah Bayangan Bulan

Garis-garis lintang, membujur malang..
Bayang Bulan menyebar bias temaram..
Nada-Nada Malam memecah Sunyi..
Masa gerimis telah usai ..

Guratan jingga membekas Malam..
Kusemat kamboja putih
Diantara gerai rambutmu..
aroma wangi gelitik hati..

Perempuanku ... Kau cantik ...
Perempuanku ... Kau wangi ...
Perempuanku ... Kau menggelitik ..

Dibawah bayang Bulan, Aku kasmaran..

Tentang Cinta

Kita dipertemukan oleh rasa
Rasa yang hadir dalam cinta
Cinta tertanam dalam rindu
Rindu membuat hati sendu

Kita dipisahkan pula oleh jarak
Jarak yang membentang jauh
Jauh di lubuk hati terdalam
Sedalam waktu yang terus berputar

Kita terbentuk oleh cinta
Cinta yang teruji waktu
Waktu membuktikan kepercayaan
Kepercayaan melahirkan kesetiaan
Setia sehidup semati..