Rabu, 01 Januari 2014
Sabar dan Syukur
Tuhan,
Kami tau segala yang terjadi pada kami saat ini adalah yang terbaik dari Mu
Kami mengerti bahwa akan selalu ada pelajaran yang bisa kami ambil dari setiap ujian Mu
Tapi kami hanyalah Hamba Mu yang lemah, Tuhan
Yang sering mengeluh
Yang Jarang bersabar
Yang kurang bersyukur
Maka kami hanya meminta kepada Mu
Jadikan kami Hamba yang mengurangi sifat mengeluh kami
Jadikan kami Hamba yang selalu bersabar dengan ketentuan Mu
Jadikan kami Hamba yang senantiasa bersyukur saat senang dan sulit sekalipun
Karna kami sadar hanya dengan Sabar dan Syukur, kami bisa menghadapi apa yang terjadi nanti dengan baik
Diriku
Inilah diriku
Pemarah
Sedih
Gundah
Menangis
Yah... Inilah aku
Tersenyum
Tertawa
Mengkhayal
Pemimpi
Bercita-cita
Ya memang aku
Tersimpuh
Mengharap
Memohon
Inilah aku
Insan biasa-Mu
Minggu, 29 Desember 2013
Rindu
Dalam sendu
Rindu menggebu
Terasa syahdu
Bagai butiran debu
Virus cinta mulai menyerang
Meleburkan rindu yang kini usang
Menutup hati yang gersang
Usahlah rindu mengerang
Bila kata tak lagi bermakna
Tingkah laku menjadi bukti
Agar semua menjadi berarti
Sebab hati menunggu disana
Ternyata, Aku Mencintai Malam
Dulu
aku menganggap remeh dengan Warna Hitamnya, Gelap tak berwarna. "Apa yang
bisa didapatkan dari Satu Warna saja?" begitu Aku bertanya Waktu senja
yang mulai memudar.
Aku sudah jatuh Cinta pada sosok Pelangi. Warnanya yang indah menghiasi Hati. Aku bertemu denganya Sore
saat Hujan tinggal menyisakan rintik sedikit. Walau kehadiranya sesaat
tapi ronanya melekat di Hati.
Seperti inikah yang namanya Cinta? Hati menjadi berbunga sama indahnya
dengan Warna-warna pelangi. Benar ternyata aku sangat mengaguminya.
Sejak sore itu Aku mulai menjadi detektif. Mencari tahu tentang
pelangi. Segala hal yang berhubungan denganya ingin Aku
ketahui. Keluarganya, makanan kesukaanya dan apapun itu.
Hingga Aku mendapat informasi kenapa Dia hanya muncul sesaat. Ternyata dia telah
tertambat. Entah pada siapa, Aku tidak mau tahu. Sakit rasanya..
Aku ini senja sedang patah hati, merenung seorang diri. Kemudian Aku
curhatkan pada Malam tentang sakit hati ini. Dia mengerti dan mau menemani.
Kenapa Malam begitu setia mendengarkan keluhku Setiap Waktu? Apa dia mencintaiku?
Dan aku mengerti sekarang, Malamlah yang mencintaiku bukan Pelangi. Biar
aku serahkan ujung senjaku pada Malam. Meyerah pada peluk
sayang. Gelap,dan nyaman bersama Malam..
Sujudku Di Mihrab Cinta
Air wajahmu
Nian mencumbu; di mihrab rindu..
Menampar masam,
Pendar-pendar kesunyian
Yang menipu
Bergulir..
Seirama ayunan dzikir
Lalu terbenam di kubangan
Ceruk-ceruk bisu
Bintang gemintang adalah engkau
Menukik lirih dalam lengkingan pekik; di jubah malu yang membabi buta
Lalu membuncah di antara hamparan madat-madat cinta
Terbungkam oleh pendamnya mantra
Aku telah sampai di ambang batas yang seharusnya tak berbatas
Bak musafir jingga yang dahaga di tepian telaga kautsar
Sementara periuk asaku nian mengembang dalam gumpalan radang
Serupa tuna cinta yang terombang-ambing di alam remang
Apakah itu bebisik bayu atau sekedar bualan semu?
Benarkah engkau sebelah sayap patahku?
Ataukah ini hanya setitik oase di gurun ungu?
Yang sejenak datang lalu menghilang; terkubur pilu yang membeku..
Dibawah Bayangan Bulan
Garis-garis lintang, membujur malang..
Bayang Bulan menyebar bias temaram..
Nada-Nada Malam memecah Sunyi..
Masa gerimis telah usai ..
Guratan jingga membekas Malam..
Kusemat kamboja putih
Diantara gerai rambutmu..
aroma wangi gelitik hati..
Perempuanku ... Kau cantik ...
Perempuanku ... Kau wangi ...
Perempuanku ... Kau menggelitik ..
Dibawah bayang Bulan, Aku kasmaran..
Tentang Cinta
Kita dipertemukan oleh rasa
Rasa yang hadir dalam cinta
Cinta tertanam dalam rindu
Rindu membuat hati sendu
Kita dipisahkan pula oleh jarak
Jarak yang membentang jauh
Jauh di lubuk hati terdalam
Sedalam waktu yang terus berputar
Kita terbentuk oleh cinta
Cinta yang teruji waktu
Waktu membuktikan kepercayaan
Kepercayaan melahirkan kesetiaan
Setia sehidup semati..
Langganan:
Postingan (Atom)